Keterampilan
Menjelaskan
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Sebagian besar percakapan pembelajaran memiliki pengaruh besar terhadap pemahaman siswa. Hal ini berupa penjelasan. Untuk itu, keterampilan menjelaskan merupakan salah satu aspek yang penting bagi guru sebagai pengajar. Keterampilan menjelaskan dalam konteks pembelajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukan adanya hubungan antara satu dengan yang lain. Misalnya definisi dengan contoh, hal yang sudah diketahui dengan hal yang belum diketahui, dan lain sebagainya.
Ciri utama keterampilan
menjelaskan adalah menyampaikan informasi yang terencana dengan baik, disajikan
dengan benar, dan urutan yang cocok. Berikut merupakan tahap dalam menjelaskan,
antara lain:
1. Menyampaikan informasi
Secara sederhana, menyampaikan informasi berarti
memberitahu. Dalam konteks pembelajaran, menyampaikan informasi adalah
memberitahu peserta didik tentang definisi atau pengertian dasar tentang materi
yang akan dipelajari.
2. Menerangkan
Pada tahap ini guru menguraikan istilah-istilah
asing yang belum dikenal peserta didik. Selain itu, pada tahap ini guru
mengurai pembelajaran baru dengan cara dikaitkan dengan pengalaman peserta
didik atau pembelajaran yang telah dikuasai oleh peserta didik.
3. Menjelaskan
Ini merupakan langkah inti. Menjelaskan dimaksudkan
untuk menunjukan “mengapa”, “bagaimana”, dan “untuk apa”. Penjelasan memiliki
pola yang berupaya untuk membuktikan hubungan antara dua hal atau lebih yang
saling mempengaruhi atau menunjukan suatu kausalitas (sebab-akibat).
4. Pemberian contoh
Pemberian contoh yang konkret berfungsi untuk
meyakinkan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang telah
dipelajari. Hal ini juga dapat menumbuhkan rasa kebermanaan pembelajaran bagi
peserta didik.
5. Latihan
Langkah ini merupakan tahap akhir dalam kegiatan menjelaskan.
Pada tahap ini siswa secara mandiri atau dengan bimbingan guru mencari hubungan
sebab-akibat pada fenomena atau peristiwa yang lain.
Tujuan kegiatan
menjelaskan, diantaranya (1) membimbing siswa untuk mendapatkan pemahaman
terhadap suatu objek atau fenomena secara objektif dan bernalar, (2) melibatkan
siswa untuk berpikir dengan memecahkan masalah atau pertanyaan, (3) mendapatkan
balikan dari siswa mengenai tingkat pemahaman, dan (4) membimbing siswa
menghayati serta mendapat proses penalaran.
Komponen-komponen
keterampilan menjelaskan dapat ditinjau secara garis besar terdiri atas:
1. Merencanakan
Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu
direncanakan dengan baik terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerima
pesan. Berkaitan dengan isi pesan perlunya menentukan garis besar materi yang
akan dijelaskan. Kemudian menyusun garis besar materi tersebut secara
sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami peserta didik. Di samping itu,
perlu juga menyiapkan alat peraga untuk memberikan contoh atau ilustrasi yang
sesuai garis besar materi yang akan dijelaskan. Berkaitan dengan penerima pesan,
memberikan suatu penjelasan harus mempertimbangkan siapa yang akan menerima
penjelasan tersebut, bagaimana kemampuannya, dan pengetahuan dasar apa yang
telah dimiliki. Ketika merencanakan penjelasan harus sudah terbayang kondisi
penerima pesan. Oleh sebab itu, penjelasan berkaitan erat dengan usia, jenis
kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, dan lingkungan belajar.
2. Penyajian
Dalam penyajian perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Bahasa yang digunakan harus jelas dan enak
didengar, tidak terlalu keras, tidak terlalu pelan, tetapi dapat didengar oleh
peserta didik.
b. Gunakan intonasi sesuai dengan materi yang
dijelaskan.
c. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
d. Hindari kata yang tidak perlu, seperti “eu”, “mm”,
“ya ya”, “ya toh”, dan sejenisnya. Hal ini perlu dilatih dan dibiasakan.
e. Bila ada istilah khusus atau baru, berilah
definisi yang tepat.
f. Perhatikan apakah semua peserta didik dapat
menerima penjelasan dan apakah penjelasan yang akan diberikan dapat difahami,
menyenangkan, dan dapat membantu membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
g. Dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan
contoh-contoh yang ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari siswa.
h. Guru harus memberikan tekanan dengan cara
memusatkan perhatian siswa kepada masalah-masalah pokok dan mengurangi
informasi yang tidak begitu penting.
i. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menunjukan pemahaman, keraguan, atau ketidakjelasan ketika penjelasan itu
diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta
didik mengenai materi yang telah dijelaskan.
3. Penggunaan pola penjelasan
Terdapat dua pola yang diyakini memiliki efektivitas
tinggi dalam menghubungkan contoh dan dalil, yakni:
a. Pola induktif, yakni memberikan contoh terlebih
dahulu kemudian ditarik kesimpulan umum atau dalil.
b. Pola deduktif, yakni hokum. Sedangkan
contoh-contoh digunakan untuk memperjelas atau merinci lebih dalam suatu hokum
atau generalisasi yang telah diberikan terlebih dahulu.
Penggunaan pola penjelasan akan sangat bergantung
pada jenis bidang studi, usia, dan latar belakang pengetahuan siswa tentang
pelajaran tersebut. Sehubungan dengan itu, penggunaan pola berkaitan dengan
penggunaan kata-kata penghubung dan ungkapan-ungkapan khusus secara teknis
serta kelompok istilah yang digunakan untuk menghubungkan ide-ide dalam suatu
penjelasan.
Pada hakikatnya, fungsi
utama keterampilan menjelaskan adalah sebagai alat komunikasi. Untuk itu,
keterampilan ini mutlak merupakan keterampilan dasar yang harus guru kuasai. Selain
memberikan pengalaman, keterampilan menjelaskan juga dapat meningkatkan
kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, persetujuan, dan
penyampaian informasi tentang suatu peristiwa. Dengan kata lain, keterampilan
menjelaskan dapat memperluas wawasan dari peserta didik. Dengan demikian,
keterampilan menjelaskan merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar.
EmoticonEmoticon