Berpikir Kreatif
Karya: Rizki Siddiq
Nugraha
Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) (Alwi, dkk. 2003, hlm. 872) mengartikan berpikir
merupakan “menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan
sesuatu). Sejalan dengan itu, Wahyuni (2013, hlm. 15) menyatakan bahwa berpikir
adalah “suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan
pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan”. Dapat ditarik garis
besar bahwa berpikir merupakan aktivitas mental seseorang untuk memutuskan
suatu tindakan berdasarkan suatu permasalahan.
Kreatif dalam
KBBI (Alwi, dkk. 2003, hlm. 599) berarti sebagai “daya cipta atau memiliki
kemampuan untuk menciptakan”. Selanjutnya Ali dan Ansori dalam Amasari (2011,
hlm. 19) mengemukakan bahwa “berpikir kreatif adalah ciri-ciri khas yang dimiliki
oleh individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya,
menjadi karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk
menghadapi permasalahan dan mencari alternatif pemecahannya”. Dapat disimpulkan
bahwa berpikir kreatif adalah aktivitas mental seseorang untuk membangun atau
mengembangkan ide, baik berupa ide original maupun pengembangan dengan mengkonstruksi
ide-ide yang telah ada.
Sejalan dengan
hal tersebut, Munandar dalam Wahyuni (2013, hlm. 15) mengemukakan ciri-ciri
pribadi yang berpikir kreatif, yakni:
1. Imajinatif.
2. Mempunyai prakarsa.
3. Mempunyai minat luas.
4. Mandiri dalam berpikir.
5. Senang berpetualang.
6. Penuh energi.
7. Percaya diri.
8. Bersedia mengambil risiko.
9. Berani dalam pendirian dan
keyakinan.
Ann Coughlan
(2007, hlm. 4) mengemukakan:
“Creative thinking embodies a relaxed, open, playful approach and is
less ordered, structured and predictable than critical thinking. Therefore it
also requires some risk-taking as there is a chance that you will make
‘mistakes’ or not come up with an answer at all. You need to be prepared to
cope with the resultant risk, confusion and disorder. If you are generally
ordered and organised this may take some getting used to. Creative thinking
skills are as much about attitude and self-confidence as about talent.”
Yang berarti,
berpikir kreatif mengandung unsur santai, terbuka, pendekatan menyenangkan,
kurang berurutan, terstruktur, dan dapat diprediksi. Oleh karena itu, memerlukan beberapa pengambilan risiko karena
ada kemungkinan bahwa Anda akan membuat ‘kesalahan’ atau tidak mendapatkan
jawaban sama sekali. Anda harus siap untuk menghadapi risiko, kebingungan, dan
ketidakteraturan yang dihasilkan. Jika Anda biasanya mengurutkan atau
mengorganisir mungkin Anda dapat membiasakan diri. Keterampilan berpikir
kreatif adalah bakat mirip dengan sikap dan kepercayaan diri.
Lebih lanjut,
Ann Coughlan (2007, hlm. 4) berpendapat:
Creative thinking
skills involve such approaches as:
1. Engaging in reflection.
2. Looking for many possible answers rather
than one.
3. Allowing yourself to make wild and crazy
suggestions as well as those that seem sensible.
4. Not judging ideas early in the process -
treat all ideas as if they may contain the seeds of something potentially useful.
5. Allowing yourself to doodle, daydream or
play with a theory or suggestion.
6. Being aware that these approaches
necessarily involve making lots of suggestions that are unworkable and may sound silly.
7. Making mistakes.
8. Learning from what has not worked as well as
what did.
Maknanya,
keterampilan berpikir kreatif melibatkan pendekatan seperti:
1. Terlibat dalam refleksi.
2. Mencari banyak kemungkinan
jawaban lebih dari satu.
3. Membiarkan diri Anda untuk membuat saran liar dan gila serta saran
yang tampaknya tidak masuk akal.
4. Tidak memilih ide di awal proses – memperlakukan semua ide
seolah-olah mereka mungkin berisi benih sesuatu yang berpotensi berguna.
5. Membiarkan diri Anda untuk mencoret-coret, melamun atau bermain
dengan teori atau saran.
6. Menyadari bahwa pendekatan ini tentu melibatkan membuat banyak
saran yang tidak bisa dijalankan dan mungkin terdengar konyol.
7. Membuat kesalahan.
8. Belajar dari ide yang tidak berhasil maupun yang berhasil.
Selanjutnya Ann
Coughlan (2007, hlm. 4) berpendapat:
There is no limit to ways there
are of thinking creatively. Some techniques you can begin with are listed here
under.
1.
Brainstorm ideas on one topic onto a
large piece of paper: don't edit these. Just write them down as soon as they come into your head.
2.
Allow yourself to play with an idea while
you go for a walk or engage in other activities
3.
Draw or paint a theory on paper.
4.
Ask the same question at least twenty
times and give a different answer each time.
5.
Combine some of the features of two
different objects or ideas to see if you can create several more.
6.
Change your routine. Do things a
different way. Walk a different route to college.
7.
Let your mind be influenced by new
stimuli such as music you do not usually listen to.
8.
Be open to ideas when they are still new:
look for ways of making things work and pushing the idea
to its limits.
9.
Cultivate creative serendipity.
10.
Ask questions such as 'what if….?' Or
'supposing….?'.
11.
Keep an ideas book. Inspiration can
strike at any time! Ideas can also slip away very easily. If you keep a small notebook to hand you can
jot down your ideas straight away and return to
them later. Alternatively, you could use the voice recorder on your mobile phone, or send yourself a text message! For example,
you may think of a really good idea for an
assignment/project while you are listening to a lecture. You should record it
as soon as you can after the lecture: otherwise, you could
forget it entirely.
Artinya, tidak ada batasan untuk cara berpikir
kreatif. Beberapa teknik bisa dimulai dengan melakukan yang tertulis di bawah
ini.
1. Fokuskan ide pada satu topik ke
selembar kertas besar: jangan merubahnya. Hanya menuliskannya segera setelah
ide muncul ke kepala Anda.
2. Biarkan diri Anda
untuk bermain dengan ide saat Anda pergi untuk berjalan-jalan atau melakukan
kegiatan lain
3. Menggambar atau
melukis teori di atas kertas.
4. Tanyakan pertanyaan
yang sama setidaknya dua puluh kali dan memberikan jawaban yang berbeda setiap
kali.
5. Menggabungkan
beberapa fitur dari dua benda atau ide yang berbeda untuk melihat apakah Anda
dapat membuat beberapa lagi.
6. Ubah rutinitas Anda.
Melakukan hal-hal dengan cara yang berbeda. Berjalan ke rute yang berbeda.
7. Biarkan pikiran Anda
dipengaruhi oleh rangsangan baru seperti musik yang biasanya tidak Anda dengarkan.
8. Terbuka untuk
ide-ide ketika mereka masih baru: mencari cara untuk membuat sesuatu berfungsi
dan mendorong ide sampai batas akhir.
9. Memupuk kreatifitas.
10. Tanyakan pertanyaan
seperti 'bagaimana jika ....?’ Atau ‘seandainya ....?.’
11. Simpan selalu buku ide. Inspirasi bisa menyerang setiap
saat! Situs juga bisa menyelinap pergi sangat mudah. Jika Anda menyimpan buku
catatan kecil untuk tangan Anda dapat menuliskan ide-ide Anda langsung dan
kembali kepada mereka nanti. Atau, Anda bisa menggunakan perekam suara di
ponsel Anda, atau mengirim sendiri pesan teks! Misalnya, Anda mungkin berpikir
tentang ide yang sangat baik untuk tugas/proyek saat Anda sedang mendengarkan
ceramah. Anda harus mencatat secepat mungkin setelah kuliah: jika tidak, Anda
bisa melupakannya sama sekali.
Berikut indikator aspek kemampuan
berpikir kreatif seseorang sebagai dasar untuk mengukur kreativitas seseorang
sesuai dengan pendapat Munandar dalam Wahyuni (2013, hlm. 15) disajikan pada
tabel sebagai berikut:
Tabel Aspek Kemampuan Berpikir
Kreatif
Pengertian
|
Perilaku
|
Berpikir
lancar (fluency)
1.
Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, atau penyelesaian masalah.
2.
Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.
3.
Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
|
1.
Mengajukan banyak pertanyaan.
2.
Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan.
3.
Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah.
4.
Lancar dalam mengungkapkan gagasan.
5.
Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari orang lain.
6.
Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu obyek atau
situasi.
|
Berpikir luwes
(flexibility)
1.
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.
2.
Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda.
3.
Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda.
4.
Mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran.
|
1.
Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu obyek.
2.
Memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita, atau
masalah.
3.
Menerapkan suatu konsep atau asas yang berbeda-beda.
4.
Memberikan pertimbangan terhadap suatu situasi yang berbeda dari yang
diberikan orang lain.
5.
Dalam membahas/mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang
bertentangan dengan mayoritas kelompok.
6.
Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan bermacam-macam cara untuk
menyelesaikannya.
7.
Menggolongkan hal-hal menurut pembagian kategori yang berbeda-beda.
8.
Mampu mengubah arah berpikir secara spontan.
|
Berpikir
orisinil (originality)
1.
Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.
2.
Memikirkan cara-cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri.
3.
Mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
|
1.
Memikirkan masalah-masalah yang tidak terpikirkan oleh orang lain.
2.
Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang
baru.
3.
Memilih asimetri dalam menggambar atau membuat suatu desain.
4.
Memilih cara berpikir lain dari yang lain.
5.
Mencari pendekatan yang baru.
6.
Setelah membaca dan mendengar gagasan, berusaha untuk membuat hal yang baru.
7.
Lebih senang mensintesa daripada menganalisis sesuatu.
|
Berpikir
elaboratif (elaboration)
1.
Mampu memperkaya atau mengembangkan suatu gagasan atau produk.
2.
Menambah atau merinci detail-detail dari suatu obyek, gagasan, atau situasi
sehingga menjadi lebih menarik.
|
1.
Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah
dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci.
2.
Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.
3.
Mencoba atau menguji detail-detail untuk melihat arah yang akan ditempuh.
4.
Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang
kosong atau sederhana.
5.
Menambah garis-garis, warna-warna, dan detail-detail terhadap gambarannya
sendiri atau gambaran orang lain.
|
Referensi
Amasari, F. H. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
dan Kreatif Siswa Kelas X Admistrasi Perkantoran (AP) SMK Negeri 1 Depok Pada
Pembelajaran Matematika dengan Metode Problem Posing Tipe Presolution Posing.
(Skripsi). Yogyakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta.
Alwi, H. dkk. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka.
Coughlan, A. (2007). Learning to Learn: Creative Thinking and Critical Thinking. Dublin:
DCU Student Learning Resources.
Wahyuni, A. D. S. (2013).
Penggunaan Metode Penemuan Terbimbing
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SD pada Konsep Bangun Ruang.
(Skripsi). Tasikmalaya: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.
EmoticonEmoticon