Pendekatan Blended Learning
Karya: Rizki Siddiq
Nugraha
Konsep
pendekatan blended learning mulai
muncul sejak akhir abad 19. Blended
learning mengkombinasikan aktivitas pembelajaran tatap muka secara formal
dengan aktivitas pembelajaran online.
Blended learning dapat
mengkombinasikan aspek positif dari dua kondisi pembelajaran, yakni
pembelajaran di kelas dan e-learning.
Pendekatan blended learning digunakan sebagai
solusi untuk mengkombinasikan berbagai cara belajar, seperti kelas tatap muka,
pembelajaran online, dan pembelajaran
mandiri. Blackboard (2009) mengemukakan keuntungan dalam penggunaan pendekatan blended learning, sebagai berikut:
1. Sekolah dapat memposisikan diri sebagai pusat utama (central role) dalam membimbing peserta
didik pada proses pembelajaran.
2. Guru memiliki fleksibilitas dalam mengembangkan kurikulum, terutama
dalam hal pengintegrasian konten digital (e-learning)
dan pengalaman belajar nyata.
3. Memberikan guru kesempatan untuk mengoptimalkan teknologi dalam
menyiapkan pembelajaran menggunakan pendekatan blended learning secara kreatif.
Sejalan dengan itu, Ahmad, dkk.
(2008) mengemukakan keuntungan penggunaan blended
learning, di antaranya (1) peserta didik lebih terkontrol dalam belajar,
(2) mengembangkan proses berpikir kritis, dan (3) mengoptimalkan penggunaan
sistem penilaian online (online asessment) serta pembelajaran
berbasis komputer (computer tutorials).
Program
pembelajaran tatap muka secara formal memiliki keterbatasan berkenaan dengan
jumlah peserta didik yang dapat mengikuti karena terbatas pada luas tempat dan
waktu yang telah ditentukan. Sebaliknya, program pembelajaran online dapat mengatasi keterbatasan
tersebut. Hal inilah yang menjadi konsep dasar dari blended learning.
Penggunaan
pendekatan blended learning meningkatkan
efektivitas penggunaan active learning
strategies, peer-to-peer learning
strategies, dan learner-centered
strategies. Penggunaan modul online dapat
membantu peserta didik untuk mendapatkan informasi tambahan daripada sekedar
pada saat pembelajaran tatap muka formal yang berfokus pada praktik, pemecahan
masalah, dan keterampilan mengambil keputusan. Pembelajaran online tepat digunakan untuk latihan (exercises), online coaching, interaksi antar peserta didik, online feedback, penilaian (assessment), dan penyampaian pesan
pendek (instant messaging). Adapun
pembelajaran mandiri baik untuk melakukan simulasi, pendalaman materi, dan
percobaan.
Harriman (2004)
mengidentifikasi sarana yang dapat menunjang penggunaan blended learning, antara lain:
1. Bahan online, berupa portal
pembelajaran online yang interaktif.
2. Bahan penunjang, baik hardware
berupa seperangkat komputer, maupun software
berupa performance support tools.
3. Kelas untuk sesi tatap muka formal.
4. Tugas online, berupa reading assignmenti atau CD-ROM.
5. Teletraining atau media
lainnya.
Lebih lanjut, sarana penunjang blended
learning dapat dilihat pada tabel berikut:
Referensi
Ahmad,
W. F. W., dkk. (2008). Students’
Perception Towards Blended Learning in Teaching and Learning Mathematics.
[Online]. Diakses dari:
http://atcm.mathandtech.org/EP2008/papers_full/2412008_15274.pdf.
Blackboard
(2009). Blended Learning: Where Online
and Face-to-face Instruction Intersect for 21st Century Teaching and
Learnin. [Online]. Diakses dari: http://www.blackboard.com/CMSPages/GetFile.aspx?guid=
be3a6c2a-ea0f-47c3-8148-8cf4caedd40b.
Harriman
(2004). Blended Learning. [Online].
Diakses dari: http://www.grayharriman.com/blended_learning.htm.
EmoticonEmoticon