Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Karya: Rizki Siddiq
Nugraha
Seorang guru
kerap kali kurang menyadari mengenai banyaknya kejadian yang melingkupi
aktivitas di kelas. Kelas bukanlah sekedar tempat sekumpulan anak yang
melakukan kegiatan belajar di bawah tanggung jawab guru dan semata-mata
dibatasi oleh dinding/tembok pembatas. Kelas sesungguhnya merupakan lingkungan
yang kompleks dan berbagai peristiwa dapat terjadi.
Entang, Joni,
dan Prayitno (1985) mengemukakan sejumlah pendekatan pengelolaan kelas, di
antaranya:
1. Pendekatan perubahan tingkah laku (behavior modification)
Pengelolaan kelas menurut pendekatan ini mendasarkan pada asumsi bahwa
(1) semua tingkah laku anak, yang baik atau yang kurang baik, merupakan hasil
dari proses belajar, dan (2) terdapat proses psikologi yang fundamental untuk
menjelaskan terjadinya proses belajar yang dimaksud.
Adapun proses psikologis yang dimaksud adalah (1) penguatan positif atau
positive reinforcement, (2) hukuman,
(3) penghapusan, dan (4) penguatan negatif atau negative reinforcement. Berdasar pendekatan ini, untuk membina
suatu tingkah laku anak yang dikehendaki, maka guru dituntut untuk memberi
penguatan positif atau memberi dorongan positif sebagai ganjaran dan guru
dituntut untuk memberi penguatan negatif, yakni menghilangkan hukuman atau
stimulus negatif. Kemudian untuk mengurangi tingkah laku yang tidak
dikehendaki, guru dituntut untuk menggunakan hukuman secara bijak atau
pemberian stimulus negatif, dan melakukan penghapusan atau pembatalan pemberian
ganjaran.
2. Pendekatan penciptaan iklim
sosio-emosional
Pengelolaan kelas berdasar pada pendekatan ini mendasarkan pada asumsi
bahwa (1) proses pengajaran yang efektif mensyaratkan iklim sosio-emosional
yang baik atau adanya jalinan hubungan interpersonal yang baik di antara pihak
yang terlibat dengan proses pembelajaran, dan (2) guru merupakan key-person dalam pembentukan iklim
sosio-emosional yang dimaksud.
Banyak saran yang dapat dipelajari guna membantu guru menciptakan iklim
sosio-emosional yang kondusif bagi efektivitas pembelajaran. Namun demikian
sejumlah hal yang dianggap penting adalah sikap dan kebiasaan guru untuk tampil
jujur, tulus, terbuka, bersemangat, dinamis, dan enerjik. Hal lainnya adalah
sadar diri, menerima dan mengerti siapa anak didiknya dengan penuh rasa
simpati.
3. Pendekatan proses kelompok (group processes)
Pengelolaan kelas menurut pendekatan ini mendasarkan pada asumsi (1)
pengalaman belajar berlangsung dalam konteks atau kelompok sosial, dan (2)
tugas guru yang pokok adalah membina dan kelompok yang produktif serta kohesif.
Unsur-unsur pengelolaan kelas dalam rangka pendekatan proses kelompok
mencakup (1) harapan timbal balik yang realistik dan jelas antara siswa dan
guru, (2) kepemimpinan yang mengarahkan kegiatan kelompok untuk pencapaian
tujuan-tujuan, (3) pola dan ikatan persahabatan terbentuk yang mendukung
kelompok semakin produktif, (4) terdapat pemeliharaan norma kelompok yang
semakin produktif, menggantikan norma yang kurang produktif, (5) terjalin
komunikasi yang efektif antar anggota kelompok yang terlibat, dan (6) terdapat derajat
keterikatan terhadap kelompok secara keseluruhan (cohesiveness).
4. Pendekatan eklektik
Pendekatan ini mendasarkan pada pemahaman atas adanya kekuatan dan
kelemahan dari kesemuaan pendekatan yang ada. Pendekatan eklektik lebih
menunjukkan suatu penggunaan kombinasi dari sejumlah pendekatan ketimbang
menggunakan suatu pendekatan secara utuh. Pada praktiknya, guru menggabungkan
semua aspek terbaik dari pendekatan-pendekatan yang digunakan secara filosofis,
teoritis, dan psikologis.
Menurut Rachman (1998/1999, hlm. 79) syarat yang perlu dipenuhi guru
dalam menerapkan penedekatan ini adalah “(1) menguasai pendekatan-pendekatan
pengelolaan kelas, dan (2) dapat memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan
prosedur yang sesuai dengan masalah
pengelolaan kelas yang dihadapi”.
Referensi
Entang,
M., Joni, T. R., & Prayitno, K. (1985). Pengelolaan
Kelas. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti Proyek Pengembangan LPTK.
Rachman,
M. (1989/1999). Manajemen Kelas. Depdikbud
Ditjen Dikti Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
EmoticonEmoticon