Kematangan Karir
Karya: Rizki Siddiq
Nugraha
Kematangan
karir merupakan aspek yang perlu dimiliki siswa untuk menunjang karir di masa
depan. Hasan (2006, hlm. 127) mengemukakan kematangan karir adalah “sikap dan
kompetensi yang berperan untuk pengambilan keputusan karir”. Sikap dan
kompetensi tersebut mendukung penentuan keputusan karir yang tepat. “Kematangan
karir juga merupakan refleksi dari proses perkembangan karir individu untuk
meningkatkan kapasitas untuk membuat keputusan karir” (Richard, dkk. 2007, hlm.
171).
Berdasar
sejumlah pandangan tersebut, kematangan karir merupakan sikap dan kompetensi
individu dalam menentukan keputusan karir yang ditunjang oleh faktor kognitif
dan afektif dengan meningkatkan pengetahuan dan keahlian. Kematangan karir
merupakan hubungan antara usia individu dengan tahap perkembangan karir yang
memiliki peran dalam kematangan karir yang harus dijalankan sesuai dengan tahapan
perkembangannya.
Menurut Donald
E. Super (dalam Sharf, 1992, hlm. 155-159) kematangan karir remaja dapat diukur
dengan indikator-indikator, sebagai berikut:
1. Perencanaan karir (career planing)
Perencanaan karir merupakan aktivitas pencarian informasi dan seberapa
besar keterlibatan individu dalam proses tersebut. Kondisi ini didukung oleh
pengetahuan tentang macam-macam unsur pada setiap pekerjaan. Indikator ini
menyadari wawasan dan persiapan karir, memahami pertimbangan alternatif pilihan
karir, dan memiliki perencanaan karir di masa depan.
2. Eksplorasi karir (career
exploration)
Eksplorasi karir merupakan kemampuan individu untuk melakukan pencarian
informasi karir dari berbagai sumber karir, seperti dari orang tua, saudara,
kerabat, teman, guru bidang studi, konselor sekolah, dan sebagainya. Eksplorasi
karir berhubungan dengan seberapa banyak informasi karir yang diperoleh siswa
dari berbagai sumber tersebut. Indikator ini mengumpulkan informasi karir dari
berbagai sumber dan memanfaatkan informasi karir yang telah diperoleh.
3. Pengetahuan tentang membuat keputusan karir (decision making)
Aspek ini adalah kemampuan siswa dalam menggunakan pengetahuan dan
pemikiran dalam membuat perencanaan karir. Konsep ini didasari pada tuntutan
siswa untuk membuat keputusan karir, dengan asumsi apabila siswa mengetahui
bagaimana orang lain membuat keputusan karir maka diharapkan mereka juga mampu
membuat keputusan karir yang tepat bagi dirinya.
4. Pengetahuan tentang dunia kerja (world of work information)
Aspek ini terdiri atas dua komponen, yakni terkait dengan tugas
perkembangan, yaitu individu harus tahu minat dan kemampuan diri, mengetahui
cara orang lain mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan
mengetahui alasan orang berganti pekerjaan. Komponen kedua adalah mengetahui
tugas-tugas pekerjaan dalam suatu jabatan dan perilaku-perilaku dalam bekerja.
5. Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (knowledge of preferred occupational group)
Siswa diberi kesempatan untuk memilih satu dari beberapa pilihan
pekerjaan, kemudian ditanyai mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan
tersebut. Mengenai persyaratan, tugas-tugas, faktor-faktor, dan alasan yang
mempengaruhi pilihan pekerjaan dan mengetahui resiko-resiko dari pekerjaan yang
dipilih. Indikator ini adalah pemahaman mengenai tugas dari pekerjaan yang
diinginkan, memahami persyaratan dari pekerjaan yang diinginkan, mengetahui
faktor dan alasan yang mempengaruhi pilihan pekerjaan yang diminati dan mampu
mengidentifikasi resiko-resiko yang mungkin muncul dari pekerjaan yang
diminati.
6. Realisasi keputusan karir (realisation)
Realisasi keputusan karir adalah perbandingan antara kemampuan individu
dengan pilihan karir pekerjaan secara realistis. Aspek ini antara lain memiliki
pemahaman yang baik tentang kekuatan dan kelemahan diri berhubungan dengan
pekerjaan yang diinginkan, mampu melihat faktor-faktor yang mendukung dan
menghambat karir yang diinginkan, serta mampu mengambil manfaat membuat
keputusan karir yang realistis.
Shertez dan
Stone (dalam Winkel dan Hastuti, 2005, hlm. 647) membagi faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan karir sebagai faktor internal dan eksternal. Faktor
internal yang dimiliki seseorang yang akan mempengaruhi perkembangan karirnya
adalah nilai-nilai kehidupan yang ia ikuti, taraf inteligensi, bakat khusus
yang dimiliki, minat, sifat, informasi tentang bidang-bidang pekerjaan, serta
keadaan fisik seseorang. Sedangkan faktor eksternal yang akan mempengaruhi
perkembangan karir seseorang adalah masyarakat, keadilan sosiol ekonomi suatu
negara atau daerah, status sosiol ekonomi keluarga, pengaruh dan ekspektasi
dari keluarga besar, pendidikan, pertemanan, serta tuntutan yang melekat pada
masing-masing pekerjaan.
Rosenthal
(dalam Smedley, dkk., 2003, hlm. 110) menunjukkan hambatan kematangan karir,
yakni “karakteristik kemampuan belajar rendah, konsep diri rendah, dan individu
yang bertipe belajar pasif”. Gejala ini menunjukkan bahwa individu tersebut
memiliki kematangan karir dari segi afektif yang rendah. Dengan demikian,
individu yang memiliki permasalahan dalam belajar mengakibatkan rendahnya
kematangan karir.
Referensi
Hasan,
B. (2006). Career Maturity of Indians Adolescents as A Function of Self
Consept. Journal of the Indian Academy of
Applied Psychology, 32 (2), hlm.
127-134.
Richard,
G., dkk. (2007). Career Maturity of Students in Accelerated Versus Traditional
Programs. The Career Development
Quarterly, 56 (2), hlm. 171.
Sharf,
R. S. (1992). Applying Career Development
Theory to Counseling. California: Books/Cole Publishing Company.
Smedley,
dkk. (2003). Difference in Career Maturity among Adjudicated and Nonadjudicated
Male Students with and without Disabilities. Journal of Employment Counseling, September 01, 2003, hlm. 110.
Winkel,
W. S., & Hastuti, S. (2005). Bimbingan
dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: FKIP Universitas Sanata
Dharma.
EmoticonEmoticon