Model Pembelajaran Example
Non-Example
Karya: Rizki Siddiq
Nugraha
Example non-example merupakan model
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi
pelajaran. Model ini bertujuan “mendorong siswa untuk belajar berpikir kritis
dengan memecahkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh-contoh
gambar yang disajikan” (Huda, 2013, hlm. 234).
Menurut
Komalasari (2011, hlm. 61) example
non-example membelajarkan kepekaan siswa terhadap permasalahan yang ada di
sekitarnya melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-gambar/foto/kasus yang
bermuatan masalah”. Sedangkan Hamdani (2011, hlm. 94) mengemukakan example non-example adalah “metode
belajar yang menggunakan contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar
yang relevan dengan kompetensi dasar”.
Penggunaan
media gambar dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut untuk
kemudian dideskripsikan secara singkat perihal isi dari sebuah gambar. Dengan
demikian, model ini menekankan pada konteks analisis siswa. Gambar yang
digunakan dalam model ini dapat ditampilkan melalui overhead projector (OHP), proyektor, atau yang paling sederhana,
menggunakan poster. Gambar ini harus jelas terlihat meski dari jarak jauh,
sehingga siswa yang berada di bangku belakang dapat juga melihatnya dengan
jelas. Model pembelajaran example
non-example juga ditujukan untuk mengajarkan siswa dalam belajar memahami
dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua
cara, yakni pengamatan dan definisi. Example
non-example adalah “strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengajarkan definisi konsep” (Huda, 2013, hlm. 234).
Menurut Buehl
(dalam Huda, 2013, hlm. 235) model example
non-example melibatkan siswa untuk:
1. Menggunakan sebuah contoh untuk memperluas pemahaman suatu konsep
dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
2. Melakukan prosesi discovery (penemuan),
yang mendorong mereka membangun konsep secara progresif melalui pengalaman
langsung terhadap contoh-contoh yang mereka pelajari.
3. Mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan
mempertimbangkan bagian non-example yang
memungkinkan masih memiliki karakteristik konsep yang telah dipaparkan pada
bagian example.
Menurut
Hanafiah dan Suhana (2009, hlm. 41) langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam
model example non-example sebagai
berikut:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan tulis, atau ditayangkan melalui
proyektor.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk memperhatikan dan menganalisis gambar.
4. Melalui diskusi kelompok dua sampai tiga orang peserta didik dan
hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat.
5. Setiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusi.
6. Mulai dari komentar hasil diskusi peserta didik, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan.
Setiap model
pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Huda
(2013, hlm. 236) menyatakan bahwa kelebihan model example non-example, antara lain:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Sementara itu, model ini juga
memiliki kelemahan karena tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dalam
bentuk gambar. Di sisi lain, persiapannya terkadang membutuhkan waktu lama.
Referensi
Hamdani
(2011). Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: Pustaka Setia.
Hanafiah,
N., & Suhana, C. (2009). Konsep
Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.
Huda,
M. (2013). Model-Model Pengajaran dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Komalasari,
K. (2011). Pembelajaran Kontekstual
Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.
EmoticonEmoticon