Pendekatan Genre
Karya: Rizki Siddiq
Nugraha
Genre merupakan
pendekatan pembelajaran yang menghasilkan teks tertentu dan berfokus pada teks
yang ditulis. Pardiyono (2007, hlm. 2) berpendapat bahwa “genre dapat
didefinisikan sebagai jenis teks yang berfungsi sebagai pola rujukan sehingga
suatu teks dapat diubah dengan efektif. Efektif yang dimaksud dilihat dari sisi
ketepatan tujuan, pemilihan, dan penyusunan elemen teks, serta ketepatan dalam
penggunaan tata bahasa dalam teks tersebut. Suatu bentuk teks tertulis harus memiliki
tujuan yang jelas. Semua informasi, pesan, atau ide di dalamnya dikemas secara efektif
dalam satu bentuk teks. Untuk itu, “dalam rangka mempertimbangkan efektifitas
penggunaan bahasa, setiap bentuk teks tertulis sebaiknya dibuat berdasarkan
genre” (Pardiyono, 2007, hlm. 4). Pemahaman mengenai konsep genre ini akan
memudahkan siswa dalam menentukan tujuan dibuatnya teks tersebut dan memudahkan
dalam mengidentifikasi elemen teks serta struktur retorika teks.
Menurut Martin
(dalam Napitupulu, 2010, hlm. 315) “genre adalah bagian dari budaya suatu
kegiatan bertahap, berdasarkan sasaran, aktivitas bertujuan di mana penutur
melibatkan dri sebagai anggota atau bagian dari masyarakat itu sendiri”. Genre
biasanya memiliki struktur pendahuluan, pertengahan, dan penutup, namun juga
dapat divariasikan. Napitupulu (2010, hlm. 315) menyebutkan “genre dapat
menggambarkan suatu potensi di mana kreativitas individu tidak hanya
dimungkinkan tetapi juga dapat dikembangkan”.
Hammond dan
Derewianka (dalam Luu, 2011, hlm. 122) mengemukakan “genre refers not only types of literally texts but also to the
predictable and recurring patterns of everyday, academic, and literally texts
occuring within particular culture”. Artinya, genre tidak hanya mengacu
pada jenis teks harfiah tetapi juga pada pola yang dapat diprediksi dan
berulang dari teks sehari-hari, akademis, dan harfiah yang ada dalam budaya
tertentu. Selanjutnya Hammond dan Derewianka (dalam Luu, 2011, hlm. 122)
mengidentifikasi bahwa terdapat enam genre utama sesuai tujuan pokok sosialnya,
yakni:
1. Narratives (menceritakan suatu peristiwa, biasanya untuk tujuan
hiburan).
2. Recount (untuk menceritakan suatu kejadian).
3. Information reports (memberikan informasi faktual).
4. Instruction (memaparkan apa yang harus dilakukan).
5. Explanation (menjelaskan mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi).
6. Expository text (memaparkan suatu berdasarkan sudut pandang
pengarang).
“Pendekatan
berbasis genre adalah pendekatan yang menekankan pada hubungan antara jenis
teks dan konteksnya” (Hyon dalam Luu, 2011, hlm. 123). Pendekatan ini bertujuan
untuk membantu siswa menjadi peserta yang efektif dalam lingkungan akademik dan
profesionalnya, serta dalam komunitas yang lebih luas.
Beberapa
karakteristik dari pendekatan genre yang dikemukakan Luu (2011, hlm. 123),
sebagai berikut:
1. Pendekatan genre menekankan pada pentingnya menjelajahi konteks
sosial dan budaya penggunaan bahasa pada tempat penulis dibuat.
2. Pendekatan ini menyoroti besarnya pembaca dan konvensi linguistik
bahwa tulisan yang baik adalah tulisan yang dapat diterima pembacanya.
3. Pendekatan genre menegaskan bahwa menulis adalah kegiatan sosial.
Belajar menulis dengan cara ini diyakini dapat menghilangkan perasaan terisolasi
yang sering dialami oleh peserta didik saat menulis. Pendekan ini juga membantu
siswa memiliki bantuan yang positif tentang pengetahuan linguistik, konten, dan
ide dalam menulis sebuah teks.
4. Pendekatan ini berkaitan dengan mengajarkan kepada peserta didik
bagaimana menggunakan pola bahasa agar koheren atau saling berhubungan,
terutama dalam menulis prosa.
5. Pendekatan ini menekankan peran penting dari interaksi antara
penulis dan pembaca melalui tulisan.
6. Peran guru dalam pendekatan ini dipandang sebagai otoritatif
daripada otoriter. Sebagai seorang ahli di dalam kelas, guru memberikan siswa bimbingan
dan dukungan sistemik melalui berbagai kegiatan sehingga siswa akhirnya dapat
menentukan jenis tulisan yang akan dibuat. Dengan demikian, pendekatan ini
mengakui pentingnya kontribusi siswa terhadap proses belajar mengajar.
7. Pendekatan genre menekankan pengajaran eksplisit konvensi
linguistik dari genre bahasa siswa.
“Pendekatan
genre menawarkan metodologi pengajaran yang memungkinkan guru untuk menyajikan
instruksi eksplisit dengan cara yang sangat sistematis dan logis, serta memakai
faktor yang diyakini dapat membantu siswa mendapatkan informasi” (Firkins,
dkk., 2007, hlm. 3). Selanjutnya,
Firkins, dkk. (2007, hlm. 7) menjabarkan mengenai siklus belajar mengajar
menggunakan pendekatan genre, terdiri atas tiga tahap, sebagai berikut:
1. Modelling a text
Pada tahap ini, guru memilih atau menentukan sebuah teks untuk dijadikan
contoh yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Kemudian, siswa diajak untuk
mengenali bagaimana fungsi teks dalam kehidupan nyata, yaitu tujuan sosial dari
teks yang terkait dengan konteks.
Siswa diminta untuk membaca dengan cermat dan teliti contoh teks yang
telah diberikan guru. Kemudian guru membimbing untuk terjadinya diskusi kelas
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan lisan berkaitan dengan isi teks. Siswa
diminta untuk menganalisis unsur atau elemen teks yang telah diberikan.
2. Joint construction of a text
Siswa berdiskusi mengenai struktur teks yang telah diberikan secara
keseluruhan. Siswa mendiskusikan mengenai isi, ciri, unsur, hingga tata bahasa
yang digunakan dalam teks tersebut. Selain itu, siswa diminta untuk lebih
proaktif dalam kegiatan menganalisis bentuk formal teks yang sedang dibaca
untuk menyimpulkan tujuan, genre atau jenis teks, dan struktur retorika, serta
mendiskusikan pola gramatikal di bawah bimbingan guru.
3. Independent construction of text
Setelah melakukan tahap-tahap sebelumnya, tahap terakhir yang dilakukan
siswa dengan pendekatan ini adalah menuliskan sebuah teks sesuai dengan jenis
teks yang telah dicontohkan sebelumnya. Dengan kata lain, guru memberikan waktu
kepada siswa untuk berlatih menulis berdasarkan jenis teks yang telah dibaca
atau dicontohkan sebelumnya.
Referensi
Firkins, A., dkk. (2007). A Genre-Based Literacy Pedagogy: Teaching
Writing to Low Proficiency EFL Students. English
Language Teaching Journal, fourtcoming,
Oct 2007.
Luu, T. T. (2011). Teaching Writing through Genre-Based Approach. Belt Journal Porto Alegre. 1 (2), hlm. 122-123.
Napitupulu, S. (2010). Pemahaman Genre dalam Keterampilan Menulis
Mahasiswa Bahasa Inggris FKIP Universitas HKBP Nommenses Medan. Jurnal Visi, 18 (3), hlm. 315.
Pardiyono (2007). Pasti Bisa!:
Teaching Genre-Based Writing. Yogyakarta: Andi Offset.
EmoticonEmoticon