Pengertian Inovasi Pendidikan
Karya: Rizki Siddiq
Nugraha
Istilah inovasi
berasal dari kata bahasa Inggris innovation
yang berarti pembaharuan atau perubahan baru. Istilah inovasi, perubahan, dan
pembaharuan seringkali dipakai secara silih berganti untuk menjelaskan tentang
inovasi. Di dalam hal ini inovasi sebagai suatu usaha yang dilakukan secara
sengaja untuk meningkatkan praktik dalam mencapai tujuan dan selanjutnya
dinyatakan suatu pembaharuan adalah suatu inovasi dari suatu sistem dalam skala
yang luas.
Menurut Wijaya,
dkk. (1992, hlm 9) menjelaskan bahwa “inovasi (innovation) adalah upaya memperkenalkan berbagai hal yang baru
dengan maksud memperbaiki apa-apa yang sudah terbiasa demi timbulnya praktik
yang baru baik dalam metode ataupun cara-cara bekerja untuk mencapai tujuan”.
Selanjutnya, Barnett (1953, hlm. 7) berpendapat “an innovation is here defined as any thought, behavior, or thing that
is new because it is qualitatively different from existing forces”.
Artinya, sebuah inovasi didefinisikan sebagai pemikiran, perilaku, atau sesuatu
yang baru karena secara kualitatif berbeda dari yang ada.
Selanjutnya,
berkaitan dengan inovasi dan perubahan Nichols (1983, hlm. 4) berpendapat
“change refers to continuous reaprasial and improvement of existing
practice which can be regarded as part of the normal activity...while
innovation refers to...idea, subject, or practice as new by an individual or
individuals, which is intended to bring about improvement in relation to
desired objectivies, which is fundamental in nature and which is planned and
deliberate”.
Nichols menekankan perbedaan
antara perubahan (change) dan inovasi
(innovation) sebagaimana
dikatakannya, bahwa perubahan mengacu kepada kelangsungan penilaian,
penafsiran, dan pengharapan kembali dalam perbaikan pelaksanaan pendidikan yang
ada dianggap sebagai bagian aktivitas yang biasa. Sedangkan inovasi menurutnya
mengacu kepada ide, obyek, atau praktik sesuatu yang baru oleh seseorang atau sekelompok
orang yang bermaksud untuk memperbaiki tujuan yang diharapkan.
Drucker (1990,
hlm. 1) berpendapat bahwa “inovasi adalah sebagai perubahan yang menciptakan
dimensi baru kinerja”. Selanjutnya menurut Rogers dan Shoemaker (1987, hlm. 26)
“inovasi adalah gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh
seseorang”. Dalam konteks lain, Fontana (2009, hlm. 22) menyatakan “inovasi
adalah pengenalan cara-cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam
mentransformasikan input menjadi output, sehingga menghasilkan perubahan besar
dalam perbandingan antara nilai guna dan harga yang ditawarkan kepada konsumen
atau pengguna”.
Sa’ud (2011,
hlm. 4) menyimpulkan bahwa “inovasi adalah suatu ide, hal-hal yang praktis,
metode, cara, barang-barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai
suatu yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat)”. Kata kunci
lainnya dalam pengertian inovasi adalah yang baru. Hamijoyo (dalam Wijaya,
dkk., 1992, hlm. 6) menjabarkan bahwa “kata baru diartikan sebagai apa saja
yang belum dipahami, diterima, atau dilaksanakan oleh si penerima pembaharuan,
meskipun mungkin bukan baru lagi bagi orang lain”.
Inovasi adalah
perubahan yang direncanakan, bertujuan untuk memperbaiki praktik menuju keadaan
yang lebih baik. “Tegasnya inovasi adalah sesuatu yang baru, membuat
terciptanya suasana baru karena adanya cara baru untuk memenuhi kebutuhan
manusia” (Ancok, 2011, hlm. 3).
Bagaimanapun,
setiap inovasi adalah suatu ide atau konstelasi ide yang menurut kodratnya
hanya dalam organisasi sentral, dalam tata pikir yang bersifat rohaniah.
Inovasi akan tampak nyata jika telah menjadi kelakuan, tindakan, atau sesuatu
barang yang dihasilkan sebagai konsekuensi inovasi yang dilakukan seseorang
atau kelompok dalam organisasi atau masyarakat tertentu. Istilah inovasi sangat
umum digunakan dalam literatur untuk menggambarkan perubahan dan perbaikan
dalam organisasi atau sistem. Kata inovasi jarang digunakan dalam kaitannya
dengan individu. Definisi inovasi sebagai suatu perubahan yang direncanakan,
bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik atau cara kerja,
memunculkan hubungan yang problematik.
“Inovasi
bermula dari seseorang dengan kecerdasan yang cukup untuk memahami kebutuhan
baru dan menghasilkan metode baru, produk, atau pelayanan untuk mencapai
kebutuhan tersebut” (Canter dalam Drucker, 1990, hlm. 74). Di dalam banyak
inovasi, perubahan akan mengarah pada perbaikan bagi sebagian orang, sedangkan
untuk sebagian lain mungkin tidak relevan, dan untuk pihak ketiga perubahan itu
justru dapat mengarah pada memburuknya situasi.
Maka, dapat
ditarik garis besar bahwa inovasi adalah pembaharuan dalam ide, gagasan, dan
produk barang dalam kehidupan manusia untuk mencapai tujuan hidup yang lebih
baik. Karena itu, inovasi yang dilakukan individu dan kelompok masyarakat atau
bangsa berkenaan dengan perubahan kualitatif dalam perwujudan kebudayaan
manusia yang termanifestasikan pada berbagai bidang kehidupan. Adapun inovasi
pendidikan berarti bahwa inovasi yang dimaksud berfokus pada bidang pendidikan.
Referensi
Ancok, D. (2011). Psikologi
Kepemimpinan dan Inovasi. Surabaya: Erlangga.
Barnett, H. G. (1953). Innovation:
The Basic of Cultural Change. New York: Mcgraw-Hill Book Company.
Drucker, F. (1990). Leading For
Innovation. New York: F Foundations.
Fontana, A. (2009). Innovate We
Can!. Jakarta: PT Gramedia.
Nichols, R. (1983). Managing
Educational Innovation. Londong: George, Allen and Unwin.
Rogers, E., & Shoemaker, F. F. (1987). Memasyarakatkan Ide-ide Baru. Terjemahan Abdillah Hanafi. Surabaya:
Usaha Nasional.
Sa’ud, U. S. (2011). Inovasi
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Wijaya, C., dkk. (1992). Upaya
Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
EmoticonEmoticon