Tari Cakalele
Karya: Rizki Siddiq
Nugraha
Tari Cakalele
adalah tarian tradisional sejenis tarian perang yang berasal dari daerah Maluku
Utara. Tarian ini umumnya ditarikan oleh para penari pria, namun ada juga
penari wanita sebagai penari pendukung. Tari Cakalele merupakan tarian
tradisional yang cukup terkenal di Maluku Utara dan sering ditampilkan di
sejumlah acara adat atau hiburan. Tarian ini juga sering ditampilkan di
sejumlah acara budaya serta promosi pariwisata baik tingkat daerah, nasional,
sampai internasional.
Sejumlah sumber
sejarah yang ada menyebutkan bahwa tari Cakalele berasal dari tradisi
masyarakat Maluku Utara. Kala itu tarian Cakalele dilakukan sebagai tarian
perang para prajurit sebelum menuju perang maupun sepulang dari medan perang. Tarian
ini juga sering dijadikan sebagai bagian dari upacara adat masyarakat Maluku
Utara.
Tari Cakalele
kemudian meluas ke daerah-daerah sekitar, karena pengaruh kerajaan pada kala
itu. Tarian ini kemudian dikenal di daerah lain, seperti di Maluku Tengah dan
sebagian wilayah Sulawesi.
Pada masa
sekarang, tari Cakalele tidak lagi difungsikan sebagai tarian perang, namun
lebih sering ditampilkan untuk acara yang bersifat pertunjukan atau acara adat.
Bagi masyarakat Maluku Utara, tari Cakalele dimaknai sebagai wujud apresiasi
dan penghormatan masyarakat terhadap para leluhur atau nenek moyang mereka.
Tarian ini juga menggambarkan jiwa masyarakat Maluku yang pemberani dan
tangguh. Hal tersebut dapat dilihat dari gerakan dan ekspresi para penari saat
menarikan tari Cakalele.
Tari Cakalele
biasanya ditarikan secara berkelompok dan dibawakan oleh penari pria serta
penari wanita sebagai penari pendukung. Pada pertunjukannya penari pria menari
menggunakan parang (pedang) dan salawaku (tameng) sebagai atribut
menari. Sedangkan penari wanita biasanya menggunakan lenso (sapu tangan) sebagai atribut menari. Pada tari Cakalele,
biasanya dipimpin oleh seorang penari yang berperan sebagai kapitan (pemimpin tarian) dan seorang
yang menggunakan tombak yang menjadi lawan tandingnya.
Pada
pertunjukan tari Cakalele, para penari menari dengan gerakannya yang khas
mengikuti genderang musik pengiring. Gerakan penari pria biasanya lebih
didominasi oleh gerakan lincah para penari sambil tangan memainkan parang dan salawaku, serta gerakan kaki berjingkrak-jingkrak secara
bergantian. Sedangkan gerakan para penari wanita didominasi oleh gerakan tangan
yang diayunkan ke depan secara bergantian serta gerakan kaki yang dihentakkan
dengan cepat mengikuti iringan musik pengiring.
Pada
pertunjukan tari Cakalele biasanya diiringi oleh iringan musik tradisional,
seperti tifa, gong, dan bia (kerang yang ditiup). Irama yang dimainkan dalam
mengiringi tarian ini biasanya menggunakan irama yang bertempo cepat layaknya
genderang perang pada zaman dahulu, sehingga dapat memicu semangat para penari
dan tidak jarang membuat para penonton terbawa suasana tersebut. Gerakan para
penari disesuaikan dengan musik pengiring karena irama yang dimainkan dapat
menjadi kode saat berganti gerakan atau formasi para penari.
Kostum yang
digunakan dalam pertunjukan tari Cakalele biasanya menggunakan kostum khusus.
Para penari biasanya menggunakan pakaian perang yang didominasi warna merah dan
kuning tua, serta dilengkapi dengan senjata, seperti parang, salawaku, dan tombak.
Untuk kostum kapitan biasanya
menggunakan penutup kepala yang dihiasi dengan bulu-bulu ayam. Sedangkan untuk
penari wanita biasanya menggunakan pakaian adat berwarna putih dan kain panjang
pada bagian bawah serta menggenggam lenso
atau sapu tangan sebagai atribut menari.
Para
perkembangannya, tari Cakalele hingga kini masih terus dilestarikan dan
dikembangkan oleh masyarakat Maluku Utara. Berbagai kreasi dan variasi juga
sering ditambahkan dalam pertunjukan agar menarik, namun tetap tidak
menghilangkan ciri khas dan keaslian dari tarian Cakalele. Tari Cakalele juga
masih sering ditampilkan di berbagai acara, seperti penyambutan tamu, perayaan
adat, dan acara adat lainnya. Tarian ini juga sering ditampilkan di sejumlah
acara budaya, seperti pertunjukan seni, festival budaya, dan promosi
pariwisata.
EmoticonEmoticon