Kerajaan Majapahit
Karya: Rizki Siddiq
Nugraha
Secara harfiah
Kerajaan Majapahit adalah suatu kerajaan yang pernah berdiri dari sekitar tahun
1293 hingga 1500 Masehi dan berpusat di pulau Jawa bagian timur tepatnya di
daerah Tarik, Sidoarjo, Jawa Timur. Kerajaan ini pernah menguasai sebagian
besar pulau Jawa, Madura, Bali, dan banyak wilayah lain di Nusantara.
Setelah
Kerajaan Singasari mengusir Kerajaan Sriwijaya dari Jawa secara keseluruhan
pada tahun 1290, Kubilai Khan dari Cina tertarik pada kekuasaan Majapahit yang
meningkat. Namun, pada tahun 1293, seorang pemberontak dari kerajaan Kediri
bernama Jayakatwang sudah membunuh Kertanegara. Kertajasa atau Raden Wijaya,
yaitu anak menantu Kertanegara, kemudian bersekutu dengan orang Mongol untuk
melawan Jayakatwang. Setelah Jayakatwang meninggal, ia menyuruh pasukan mongol
untuk kembali dengan cara paksa. Pada tahun 1923 pula, Raden Wijaya membangun
sebuah kerajaan yang kemudian ia beri nama Majapahit.
Pada tahun 1293
Raden Wijaya membangun Keraton Majapahit pada sekitar daerah Tarik, Sidoarjo,
Jawa Timur. Kemudian pada tahun 1350 Kerajaan Majapahit dipindahkan ke daerah
Trowulan, pada masa Raja Hayam Wuruk.
Berdasar sumber
sejarah Majapahit dapat disimpulkan menjadi dua sumber, yakni Kitab Sastra dan
Kornik Cina. Berdasar Kitab Sastra, Kitab Pararaton menceritakan tentang
raja-raja Singasari juga menjelaskan raja-raja Majapahit. Prasasti Butak
mengisahkan peristiwa keruntuhan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk
mendirikan Majapahit. Kitab Kutaramanawa berisikan tentang aturan hukum di
Majapahit. Kitab Negarakertagama ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365
menjelaskan tentang keadaan kota Majapahit, daerah jajahannya, dan perjalanan
Hayam Wuruk mengelilingi daerah kekuasaannya. Kitab Usaha Jawa menjelaskan
tentang penaklukan pulau Bali oleh Gajah Mada dan Arya Damar.
Berdasar Kronik
Cina, Buku Ying Yai menceritakan tentang keadaan masyarakat dan kota Majapahit
tahun 1418. Masa Dinasty Ming menceritakan tentang struktur dan filsafat
Majapahit pada tahun 1368-1643. Berita Portugis tahun 1518 menceritakan tentang
budaya Majapahit.
Adapun
raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Majapahit, antara lain:
1. Raden Wijaya
Raden Wijaya adalah raja pertama yang memimpin Majapahit, bergelar
Kertajasa Jaya Wardana, ia memimpin Majapahit dari tahun 1293-1309 Masehi.
Beliau menikah dengan ke empat puteri Kertanegara, yaitu Dyah Dewi
Tribuwaneswari, Dyah Dewi Narendraduhita, Dyah Dewi Prajnnaparamita, dan Dyah
Dewi Gayatri. Langkah Raden Wijaya mengawini purti-putri Kertanegara diduga
berlatar belakang politik, agar tidak terjadi perebutan kekuasaan.
2. Jayanegara
Setelah Raden Wijaya meninggal, tahta digantikan oleh Jayanegara atau
Kala Gemet pada tahun 1309, beliau merupakan raja yang lemah, sehingga banyak
terjadi pemberontakan. Pada saat itu Gajah Mada memegang jabatan sebagai Kepala
Bhayangkari. Sejumlah pemberontakan yang terjadi yakni:
a. Pemberontakan Ronggowale, dapat diatasi.
b. Pemberontakan Lembu Sora, dapat diredam.
c. Pemberontakan Nambi, dapat diatasi.
d. Pemberontakan Kuti pada tahun 1319, yang kemudian dapat diatasi
berkat jasa Gajah Mada dan atas jasanya tersebut Gajah Mada diangkat sebagai Patih
Kahuripan. Pada tahun 1321 Gajah Mada diangkat menjadi Patih Daha.
Raja Jayanegara pada tahun 1328 meninggal dunia karena dibunuh Tanca
(seorang dokter istana). Gajah Mada turun tangan untuk membunuh Tanca. Pada
masa tersebut memang terjadi banyak pergolakan.
3. Tribuwana Tunggadewi
Karena Jayanegara tidak mempunyai seorang putra, tahta seharusnya jatuh
ke tangan Gayatri. Karena Gayatri memilih menjadi Biksuni, maka Tribuwana
Tunggadewi putrinya ditunjuk sebagai wakil dan diangkat menjadi raja ketiga
bergelar Tribuwana Tunggadewi Jayawinuwindari pada tahun 1328.
Pada masa kekuasaannya, Gajah Mada diangkat sebagai Patih Majapahit.
Pada saat dilantik ia mengucapkan sebuah sumpah yang kemudian dikenal dengan
nama Sumpah Palapa. Ini adalah awal permulaan zaman keemasan Majapahit. Namun,
pada tahun 1350 Gayatri wafat, maka Tribuwana Tunggadewi yang merupakan wakil ibunya
segera turun tahta, menyerahkan tahtanya kepada putranya yaitu Hayam Wuruk.
4. Hayam Wuruk
Pada saat pemerintahan Hayam Wuruk pada tahun 1350-1387, Majapahit
mencapai zaman keemasannya. Cita-cita Gajah Mada yang diucapkan lewat Sumpah
Palapa, yang disebut pula sebagai Wawasan Nusantara II dapat tercapai. Wilayah
Majapahit hampir sama dengan wilayah Republik Indonesia, maka Majapahit disebut
sebagai Negara Maritim Nasional II.
5. Kusumawardani
Kusumawardani merupakan putri Hayam Wuruk yang kemudian diangkat menjadi
raja pada tahun 1389-1429 Masehi. Pada masa pemerintahannya terjadi perang
saudara antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana yang disebut Perang Paregreg.
Kemudian berakhit dengan terbunuhnya Wirabhumi.
Adapun raja-raja lain tidak terlalu dijelaskan secara detail pada
sumber-sumber sejarah Majapahit, karena raja-raja yang lain tidak terlalu
penting kedudukannya di Kerjaan Majapahit. Raja-raja tersebut, di antaranya:
a. Dewi Suhita (1429-1447 Masehi).
b. Bhre Tumapel (1447-1451 Masehi).
c. Bhre Kahuripan (1451-1453 Masehi).
d. Purwawisesa (1457-1467 Masehi).
e. Pandan Salas (1467-1478 Masehi).
Runtuhnya
Kerajaan Majapahit disebabkan oleh sejumlah faktor, meliputi:
1. Faktor politik
Kesatuan Majapahit itu berkat kekuatan Gajah Mada, tetapi setelah Gajah
Mada meninggal, banyak daerah Cina yang otonom tidak membayar pajak dan
meninggalkan Majapahit.
2. Faktor kepercayaan
Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, sudah mulai berdirinya
kerajaan-kerajaan yang bercorak agama Islam. Karena itu, para pengikut
Majapahit sudah mulai meninggalkan Majapahit sedikit demi sedikit untuk
berpindah ke kerajaan Islam tersebut.
3. Faktor ekonomi
Perbedaan ideologi, penyebaran Islam di Asia Tenggara, melalui jalur
perdagangan yang lebih dulu terpengaruh adalah bandar, maka bandar Majapahit
beragama Islam, tetapi Majapahit masih Hindu. Para bandar pun menentang
Majapahit dan meninggalkan Majapahit.
4. Faktor perselisihan
Sebelum Majapahit runtuh terjadi perang saudara (Perang Paregreg) pada
tahun 1405-1406 antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Akhirnya Wirabhumi
meninggal dunia. Setelah itu, terjadi pergantian raja yang dipertengkarkan pada
tahun 1450-an. Pemberontakan besar dilancarkan oleh seorang bangsawan pada
tahun 1468.
Ketika
Majapahit mengalami keruntuhan, Majapahit meninggalkan sejumlah peninggalan, di
antaranya:
1. Candi Sukuh
Candi Sukuh terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar,
Jawa Tengah. Berbeda dengan candi-candi peninggalan kerjaan Majapahit lainnya,
Candi Sukuh dianggap memiliki bentuk yang tidak lazim. Di sekitar reruntuhan
bangunan ini banyak ditemukan obyek Lingga dan Yoni yang menjadi pelambang seksualitas.
2. Candi Cetho
Candi Cetho terletak di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi,
Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini diperkirakan berasal dari masa akhir
keruntuhan Kerajaan Majapahit sebelum menjelang keruntuhannya atau tepatnya
sekitar abad ke-15 Masehi. Candi ini ditemukan pada tahun 1842 berkat tulisan
arkeolog Belanda bernama van de Vlies.
3. Candi Pari
Candi Pari terletak di Desa Pari, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa
Timur. Candi yang diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Hayam Wuruk
(1350-1389 Masehi) ini terletak sekitar 2 km arah Barat Laut semburan pusat
panas lumpur Lapindo Brantas.
4. Candi Jabung
Candi Jabung terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Probolinggo,
Jawa Timur. Meski hanya terbuat dari susunan batu merah, bangunan candi ini
nyatanya dapat bertahan lintas zaman. Saat lawatannya keliling Jawa Timur di
tahun 1359, Raja Hayam Wuruk diperkirakan pernah menyinggahi candi ini.
5. Gapura Wringin Lawang
Gapura Wringin Lawang terletak di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan,
Mojokerto, Jawa Timur. Terbuat dari bata merah, bangunan yang tingginya 15,5
meter ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14 Masehi. Gaya arsitekturnya yang
mirip Candi Bentar, membuat banyak ahli berspekulasi dan menyebut jika bangunan
ini merupakan pintu gerbang untuk memasuki kediaman Mahapatih Gajah Mada.
6. Gapura Bajang Ratu
Gapura Bajang Ratu terletak di Desa Temon, Kecamatan Trowulan,
Mojokerto, Jawa Timur. Diperkirakan bangunan ini dibangun pada abad ke-14
Masehi. Pada kitab Negarakertagama, gapura ini disebutkan berfungsi sebagai
pintu masuk ke dalam sebuah bangunan suci yang memperingati wafatnya Raja
Jayanegara.
7. Candi Brahu
Candi Brahu terletak di kawasan situs arkeologi Trowulan, tepatnya
berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa
Timur. Pada prasasti yang dibuat Mpu Sendok disebut bahwa Candi Brahu berfungsi
sebagai tempat pembakaran jenazah raja-raja Majapahit.
8. Candi Tikus
Candi Tikus terletak di situs arkeologi Trowulan, tepatnya berada di
Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
Candi ini dinamai Candi Tikus karena di awal penemuannya, warga melihat
bangunan ini menjadi sarang bagi tikus-tikus liar.
9. Candi Surawana
Candi ini terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kediri, Jawa Timur.
Tepatnya berada sekitar 25 km timur laut Kota Kediri. Candi yang sesungguhnya
bernama Candi Wishnubhawanapura ini dibangun di abad 14 Masehi. Pembangunan
ditujukan untuk memuliakan Bhre Wengker. Bhre Wengker adalah seorang raja dari
Kerajaan Wengker, kerajaan yang berbeda di bawah kekuasaan Majapahit.
EmoticonEmoticon