Kecerdasan Visual Spasial
Karya: Rizki Siddiq
Nugraha
Kecerdasan
visual spasial adalah kemampuan mempersepsikan dunia secara akurat dan
mentransformasikan persepsi dunia tersebut. Menurut Gardner (dalam Armstrong,
2013, hlm. 7) “kecerdasan ini melibatkan kepekaaan terhadap garis, bentuk,
ruang, dan hubungan-hubungan yang ada di antara unsur-unsur ini”. Hal tersebut
mencakup kemampuan untuk memvisualisasikan, mewakili ide-ide visual atau
spasial secara grafis, dan mengorientasikan diri secara tepat dalam sebuah
matriks spasial. Menurut Olivia dan Ariani (2009, hlm. 82) kecerdasan visual
spasial adalah “kemampuan berpikir menggunakan visual atau gambar dan
membayangkan dalam pikiran dalam bentuk dua atau tiga dimensi”. Safaria (2005,
hlm. 18) mengemukakan kecerdasan visual spasial “akan menunjukkan kemampuan
anak dalam memahami perspektif ruang dan dimensi”.
Berdasar
sejumlah pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan visual spasial
adalah suatu kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang untuk memahami sesuatu
dengan memvisualisasikan menggunakan indera penglihatan, baik yang berupa
bentuk, warna, dan ruang.
Menurut Suyadi
(2009, hlm. 201) perkembangan kecerdasan visual spasial pada anak usia lima
sampai enam tahun, antara lain:
1. Mampu menghitung dengana cara menawang atau mencongkak.
2. Mampu membuat benda seperti yang tergambar dalam pikirannya.
3. Mampu mengarang cerita pendek.
Menurut Gardner
(dalam Musfiroh, 2008, hlm. 4.14) kecerdasan visual spasial anak “dapat
dikembangkan dengan berbagai cara, meliputi bermain, menggambar atau melukis,
mewarnai, karyawisata, imajinasi, bercerita, proyek, dan dekorasi permainan”.
Cara yang dimaksud adalah untuk pengenalan informasi visual, pengenalan dan
pemandu warna, mengembangkan kemampuan menggambar, apersepsi gambar, foto,
film, kemampuan konstruksi, penajaman kemampuan visual, dan pengembangan
imajinasi.
Anak memiliki
kepekaan merasakan dan membayangkan dunia gambar dan ruang secara akurat.
Menurut Sefrina (2013, hlm. 59) “anak dengan kecerdasan visual spasial menonjol
memiliki ciri yang berhubungan dengan gambar dan ruang”. Ciri pertama yang
mudah diamati anak sering kali dapat menceritakan objek yang ditemuinya dengan
sangat mendetail, mulai dari bentuk,
warna, ukuran hingga bagian-bagian dari objek tersebut.
Terdapat
ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan visual spasial, yakni:
1. Menyukai bidang seni rupa, seperti lukisan, patung, dan sebagainya.
2. Dapat mengembangkan gambaran dalam sesuatu ruang dari beberapa
sudut yang berbeda.
3. Menyukai bacaan yang penuh oleh gambar-gambar berwarna.
Sedangkan menurut Gunawan (2003,
hlm. 123) ciri-ciri kecerdasan visual spasial yang berkembang baik, di
antaranya:
1. Belajar dengan cara melihat dan mengamati, seperti mengenali wajah,
objek, bentuk, dan warna.
2. Mampu mengenali suatu lokasi dan mencari jalan keluar.
3. Mengamati dan membentuk gambaran mental, berpikir dengan
menggunakan gambar, dan menggunakan bantuan gambar untuk membantu proses
mengingat.
4. Senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu
visual.
5. Suka mencoret-coret, menggambar, melukis, dan membuat patung.
6. Suka menyusun dan membangun permainan tiga dimensi, mampu secara
mental mengubah bentuk suatu objek.
7. Mempunyai kemampuan imajinasi yang baik.
Menurut Gardner
(dalam Musrifoh, 2008, hlm. 4.4) komponen inti dari kecerdasan visual spasial
adalah “kepekaan pada garis, warna, bentuk, ruang, keseimbangan, bayangan,
harmoni, pola, dan hubungan antar unsur tersebut”. Komponen lainnya adalah
kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual dan spasial, dan
mengorientasikan diri secara tepat. Komponen inti dari kecerdasan visual
spasial benar-benar bertumpu pada ketajaman melihat dan ketelitian pengamatan.
Indikator
kecerdasan visual spasial anak menurut Gardner (dalam Musfiroh, 2008, hlm. 4.7)
sebagai berikut:
1. Anak menonjol dalam kemauan menggambar, mampu menunjukkan detail
unsur daripada anak lainnya.
2. Anak memiliki kepekaan terhadap warna, cepat mengenali warna, dan
mampu memadukan warna dengan lebih baik daripada anak-anak sebayanya.
3. Anak suka menjelajah lokasi di sekitarnya, serta cepat menghafal
letak benda-benda.
4. Anak menyukai balok atau benda lain untuk membuat suatu bangunan benda,
seperti mobil, rumah, pesawat, atau apapun yang diinginkan anak. Begitu melihat
bangun geometri, anak tertarik untuk segera memuat konstruksi.
5. Anak suka melihat-lihat dan memperhatikan buku yang berilustrasi
atau buku-buku penuh gambar.
6. Anak suka mewarnai berbagai gambar yang ada di buku, menebalkan
garisnya, dan menirunya.
7. Anak menikmati bermain kolase dari berbagai unsur, membuat benda
dari lilin atau sejenisnya.
8. Anak memperhatikan berbagai jenis grafik, peta, dan diagram, serta
menanyakan nama dan maksud bentuk-bentuk informasi tesebut sementara anak
sebayanya kurang antusias.
9. Anak menikmati foto-foto di album dan cepat mengenali orang-orang
atau benda-benda di foto, tertarik dengan kamera dan ingin menggunakannya,
serta dapat mengarahkan kamera pada objek yang dikehendaki.
10. Anak banyak bercerita tentang mimpinya dan dapat menunjukkan
detail mimpi daripada anak-anak sebayanya.
11. Anak tertarik pada profesi yang terkait dengan penggunaan
kecerdasan visual spasial secara optimal, seperti pelukis, fotografer, arsitek,
perancang busana, pilot, penjelajah ruang angkasa, atau karier lain yang
berorientasi visual spasial.
12. Anak dapat merasakan pola-pola sederhana dan mampu menilai pola
mana yang lebih bagus dari pola lainnya.
Referensi
Armstrong,
T. (2013). Kecerdasan Multipel di dalam
Kelas. Jakarta: Indeks.
Gunawan,
A. W. (2003). Genius Learning Strategy.
Jakarta: Gramedia.
Musfiroh,
T. (2008). Cerdas Melalui Bermain.
Jakarta: Grasindo.
Olivia,
F, & Ariani, L. (2009). Belajar
Membaca yang Menyenangkan untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Safaria
(2005). Interpersonal Intelligence:
Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books.
Sefrina,
A. (2013). Deteksi Minat Bakat Anak
Optimalkan 10 Kecerdasan pada Anak. Yogyakarta: Media Pressindo.
Suyadi
(2009). Permainan Edukatif yang
Mencerdaskan. Yogyakarta: Powerbook.
EmoticonEmoticon