Sejarah Berdirinya Koperasi di Dunia
Karya: Rizki Siddiq
Nugraha
Gerakan koperasi
digagas oleh Robert Owen (1771-1858) yang menerapkan koperasi pertama kali pada
usaha pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia. Gerakan koperasi ini
dikembangkan lebih lanjut oleh William King (1786-1865) dengan mendirikan toko
koperasi di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828, King menerbitkan publikasi
bulanan yang bernama The Cooperator, yang berisi gagasan dan saran-saran
praktis tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip koperasi.
Robert Owen
William King
Koperasi
akhirnya berkembang di negara-negara lainnya. Penderitaan yang dialami oleh
kaum buruh di berbagai negara di Eropa pada awal abad ke-19 dialami pula oleh
para pendiri koperasi konsumsi di Rochdale, Inggris, pada tahun 1844. Pada
mulanya Koperasi Rochdale memang hanya bergerak dalam usaha kebutuhan konsumsi.
Namun, kemudian mereka mulai mengembangkan sayapnya dengan melakukan
usaha-usaha produktif. Dengan berpegangan pada asas-asas Rochdale, para pelopor
Koperasi Rochdale mengembangkan toko kecil mereka itu menjadi usaha yang mampu
mendirikan pabrik, menyediakan perumahan bagi para anggotanya, serta
menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan anggota dan pengurus
koperasi. Menyusul keberhasilan Koperasi Rochdale, pada tahun 1852 telah
berdiri sekitar 100 koperasi konsumsi di Inggris. Sebagaimana Koperasi
Rochdale, koperasi-koperasi ini pada umumnya didirikan oleh para konsumen.
Dalam rangka lebih memperkuat gerakan koperasi, pada tahun 1862,
koperasi-koperasi konsumsi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat koperasi
pembelian dengan nama The Cooperative Whole-Sale Society, disingkat C. W. S.
pada tahun 1945. C. W. S. telah memiliki sekitar 200 buah pabrik dan tempat
usaha dengan 9000 pekerja yang perputaran modalnya mencapai 55.000.000
poundsterling. Sedangkan pada tahun 1950, jumlah anggota koperasi di seluruh
wilayah Inggris telah berjumlah lebih dari 11.000.000 orang dari sekitar
50.000.000 orang penduduk Inggris.
Koperasi Rochdale
Perancis dan
perkembangan industri telah menimbulkan kemiskinan dan penderitaan bagi rakyat
Perancis. Berkat dorongan pelopor-pelopor mereka seperti Charles Forier, Louis
Blanc, serta Ferdinand Lasalle yang menyadari perlunya perbaikan nasib rakyat,
para pengusaha kecil di Perancis berhasil membangun koperasi-koperasi yang
bergerak di bidang produksi. Kala ini di Perancis terdapat gabungan koperasi
konsumsi nasional Perancis (Federation Nationale Dess Cooperative de
Consommation) dengan jumlah koperasi yang tergabung sebanyak 476 buah. Jumlah
anggotanya mencapai 3.460.000 orang dan toko yang dimiliki berjumlah 9.900 buah
dengan perputaran modal sebesar 3.600 milyar franc/tahun.
Federation Nationale Dess Cooperative de Consommation
Sekitar tahun
1848 di Jerman, saat Inggris dan Perancis telah mencapai kemajuan muncul
seorang pelopor yang bernama F. W. Raiffeisen, walikota di Flammersfield ia
menganjurkan agar kaum petani menyatukan diri dalam perkumpulan simpan pinjam.
Setelah melalui beberapa rintangan, akhirnya Raiffesien dapat mendirikan
koperasi dengan pedoman kerja sebagai berikut:
1. Anggota koperasi wajib menyimpan sejumlah uang.
2. Uang simpanan boleh dikeluarkan sebagai pinjaman dengan membayar
bunga.
3. Usaha koperasi mula-mula dibatasi pada desa setempat agar tercapai
kerjasama yang erat.
4. Pengurusan koperasi diselenggarakan oleh anggota yang dipilih tanpa
mendapatkan upah.
5. Keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membantu kesejahteraan
masyarakat.
Pelopor koperasi lainnya dari
Jerman ialah seorang hakim bernama Schulze yang berasal dari kota Delitzcsh.
Pada tahun 1849 ia mempelopori pendirian koperasi simpan-pinjam yang bergerak
di daerah perkotaan. Pedoman kerja koperasi simpan-pinjam Schulze antara lain:
1. Uang simpanan sebagai modal kerja koperasi dikumpulkan dari
anggota.
2. Wilayah kerjanya di daerah perkotaan.
3. Pengurus koperasi dipilih dan diberi upah atas pekerjaannya.
4. Pinjaman bersifat jangka pendek.
5. Keuntungan yang diperoleh dari bunga pinjaman dibagikan kepada
anggota.
Jumlah anggota
koperasi di Denmark meliputi sekitar 30% dari seluruh penduduk Denmark. Hampir
sepertiga penduduk pedesaan Denmark yang berusia antara 18 sampai dengan 30
tahun belajar di perguruan tinggi. Dalam perkembangannya, tidak hanya
hasil-hasil pertanian yang didistribusikan melalui koperasi, melainkan juga
barang-barang kebutuhan pertanian itu sendiri. Selain itu, di Denmark juga
berkembang koperasi konsumsi. Koperasi-koperasi konsumsi ini ke banyak
didirikan oleh serikat-serikat pekerja di daerah perkotaan.
EmoticonEmoticon