Model Pembelajaran Gallery Walk (Pameran
Berjalan)
Karya: Rizki Siddiq
Nugraha
Model
pembelajaran gallery walk secara
bahasa terdiri atas dua kata, yaitu gallery
dan walk. Gallery adalah pameran, yaitu kegiatan untuk memperkenalkan produk,
karya, atau gagasan kepada khalayak ramai. Sedangkan walk artinya berjalan atau melangkah. Silberman (2006, hlm. 274)
mengemukakan gallery walk merupakan
“suatu cara untuk menilai atau mengingat dan merayakan apa yang telah siswa
pelajari setelah rangkaian pelajaran studi”. Gallery walk memiliki tujuan, yaitu “untuk membangun kerjasama
kelompok dan saling memberi apresiasi
dan koreksi dalam belajar” (Ismail, 2011, hlm. 89).
Gallery walk merupakan suatu model
pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk menemukan
pengetahuan baru dan dapat mempermudah daya ingat, karena sesuatu yang
ditemukan tersebut dilihat secara langsung. Gallery
walk dapat memotivasi keaktifan siswa dalam proses belajar. Sebab bila
sesuatu yang ditemukan tersebut berbeda antara satu dengan yang lain, maka
dapat saling mengoreksi antara sesama siswa, baik kelompok maupun antar siswa
itu sendiri.
Model
pembelajaran gallery walk menuntun
siswa untuk membuat suatu daftar, baik berupa gambar maupun skema sesuai
hal-hal apa yang ditemukan atau diperoleh pada saat diskusi di setiap kelompok
untuk dipajang di depan kelas. Setiap kelompok menilai hasil karya kelompok
lain yang digalerikan, kemudian dipertanyakan pada saat diskusi kelompok dan
ditanggapi. Penggalerian hasil kerja dilakukan pada saat siswa telah
mengerjakan tugasnya. Setelah semua kelompok melaksanakan tugasnya, guru
memberikan kesimpulan dan klarifikasi sekiranya ada yang perlu diluruskan dari
pemahaman siswa.
Menurut Ghufron
(2011, hlm. 13) terdapat sejumlah komponen dalam penggunaan model pembelajaran gallery walk, antara lain:
1. Guru sebagai pengajar harus paham betul tentang model pembelajaran gallery walk.
2. Peserta didik, dalam kegiatan belajar mengajarnya harus mempunyai
latar belakang yang berbeda-beda.
3. Alat/bahan disiapkan, seperti kertas plano/flip chart, spidol, dan sebagainya.
Menurut Silberman
(2006, hlm. 274) langkah-langkah model pembelajaran gallery walk dijabarkan sebagai berikut:
1. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri atas 4-6
anggota.
2. Kelompok diberi kertas plano atau flip chart.
3. Tentukan topik atau tema pembelajaran.
4. Setiap kelompok mendiskusikan apa yang ia ambil dari pembelajaran.
5. Hasil kerja kelompok ditempel di dinding atau ditata di tempat yang
telah ditentukan.
6. Masing-masing kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain
dan menempeli dinding dengan daftar-daftar komentar.
7. Perwakilan kelompok menjelaskan setiap apa yang ditanyakan oleh
kelompok lain.
8. Siswa melakukan koreksi bersama-sama.
9. Guru bersama siswa melakukan klarifikasi dan menarik kesimpulan.
Adapun
kelebihan dan kekurangan penggunaan model pembelajaran gallery walk menurut Ismail (2008, hlm. 90) dijabarkan sebagai
berikut:
Kelebihan model pembelajaran gallery walk:
1. Siswa terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan masalah dalam
belajar.
2. Terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan
pembelajaran.
3. Membiasakan siswa bersikap saling menghargai dan mengapresiasi
hasil belajar kawannya.
4. Mengaktifkan fisik dan mental siswa selama proses belajar.
5. Membiasakan siswa memberi dan menerima kritik.
Kekurangan model pembelajaran gallery
walk:
1. Bila anggota kelompok terlalu banyak akan terjadi sebagian siswa
bergantung pada siswa lainnya.
2. Guru perlu ekstra cermat dalam memantau dan menilai keaktifan
individu dan kolektif.
3. Pengaturan setting kelas
yang lebih rumit.
Referensi
Ghufron,
M. (2011). Implementasi Metode Gallery
Walk dan Small Group Discussion dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran
Agama Islam Kelas VIII E di SMP Negeri 1 Banyuanyar Probolinggo. (Skripsi).
Probolinggo: Universitas Negeri Islam Maulana Malik.
Ismail,
A. (2008). Model-Model Pembelajaran
Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ismail,
S. M. (2011). Strategi Pembelajaran Islam
Berbasis PAIKEM. Semarang: Rasail Media Group.
Silberman,
M. L. (2006). Active Learning 101 Cara
Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa.
EmoticonEmoticon