Tari Dolalak
Karya: Rizki Siddiq
Nugraha
Tari dolalak
adalah tarian tradisional peninggalan pada zaman Belanda yang dimainkan oleh
beberapa penari pria atau wanita dengan seragam prajurit. Tarian ini merupakan
salah satu tarian tradisional khas Purworejo, Jawa Tengah. Nama dolalak diambil
dari not “do” dan “la” karena awalnya tarian ini hanya diiringi dengan alat
musik dua nada.
Berdasar
sejarahnya, tari dolalak terinspirasi dari perilaku serdadu Belanda pada saat
beristirahat di camp peristirahatan
mereka. Pada saat beristirahat, para serdadu Belanda itu melakukan pesta dengan
minum-minuman keras dan berdansa. Aktivitas tersebut lalu ditiru oleh orang
pribumi dan terciptalah gerakan yang sederhana dan berulang-ulang. Lalu sekitar
tahun 1940, tari dolalak dikembangkan menjadi misi keagamaan dan politik untuk
memerangi pasukan Belanda. Tarian ini awalnya hanya dipentaskan pada acara
tertentu, seperti syukuran, sunatan, dan hajatan. Tari dolalak biasanya
dipentaskan pada malam hari semalam suntuk untuk memeriahkan acara.
Seiring dengan
perkembangan zaman, mulai banyak modifikasi dari tari dolalak ini. Pengembangan
tersebut terlihat dari musik pengiring, lagu yang dibawakan, gerakan tari, dan
kostum yang digunakan. Pada perkembangannya, tari dolalak mempunyai ragam
sesuai daerah asalnya, antara lain gaya kaligesingan, mlaranan, banyuuripan,
dan sejiwanan.
Pada
pertunjukannya, tari dolalak bisa dimainkan dengan berkelompok, berpasangan,
dan tari tunggal. Gerakan dalam tari ini merupakan gerak keprajuritan yang didominasi
dengan gerakan yang kompak dan dinamis. Ciri khas tari dolalak adalah gerakan kirig, yaitu gerakan bahu yang cepat
pada saat tertentu. Gerakan dalam tari dolalak ini mempunyai istilah
bermacam-macam. Pada gerakan kaki mempunyai istilah, seperti adeg, tanjak, hayog, sered, mancad, jinjit,
sepak, dan lain-lain. Pada gerakan tangan mempunyai istilah, seperti ngruji, teweng, gregem, bapangan, wolak
walik, tangkisan, dan lain-lain. Pada gerakan badan mempunyai istilah,
seperti ogek, entrag, dan geblag. Pada gerakan leher mempunyai
istilah, seperti tolehan, lilingan, dan
coklekan. Pada gerakan bahu mempunyai
istilah, seperti kirig dan kedher.
Pada
pertunjukan tari tunggal dolalak biasanya diwarnai dengan keadaan trance para penari, yaitu keadaan di
mana penari mengalami kesurupan karena sudah larut dalam gerakan tari dan
iringan musiknya. Keadaan trance tersebut
sering menimbulkan tingkah lucu para penari dan membuat masyarakat tertarik
dengan tontonan tersebut. Pada pertunjukannya, tari dolalak juga didampingi
oleh dukun yang bertugas menyembuhkan penari yang kesurupan dan melakukan
ritual lainnya. Pada pertunjukan tari dolalak awalnya bisa dipentaskan selama
berjam-jam. Namun, pada perkembangannya tarian tersebut dimodifikasi dengan
mengurangi durasinya agar tidak terlalu banyak gerakan yang diulang-ulang dan
membuat gerakan tari yang disajikan menjadi padat dan bervariasi.
Pada
pertunjukannya, tari dolalak awalnya hanya diiringi dengan acapela saja. Namun, seiring dengan perkembangannya, tarian ini
juga diiringi alat musik, seperti kendang, terbangan, bedug, kecer, dan organ.
Selain itu, lagu yang dinyanyikan untuk mengiringi pertunjukan tari dolalak
sangat beragam, diawali dengan lagu pembuka hingga lagu parikan atau pantun
bahkan sampai lagu jenis pop, dangdut, dan campursari dikemas sesuai dengan
gerakan para penari. Syair lagu yang dibawakan bertema tentang agama, sindiran
sosial, kegembiraan, percintaan, dan nasihat kehidupan.
Kostum yang
digunakan pada tari dolalak ini biasanya menggunakan baju lengan panjang dan
celana pendek hitam dengan coraknya yang khas dengan warna keemasan pada bagian
dada dan punggung. Pada bagian kepala biasanya menggunakan topi pet hitam
dengan hiasan, seperti bulu yang berwarna-warni. Tidak lupa pada bagian kaki
menggunakan kaos kaki dan sampur pinggang
yang diikat di sebelah kanan saja. Kostum yang digunakan dalam tari dolalak ini
juga telah mengalami berbagai modifikasi. Celana pendek yang awalnya di atas
lutut dimodifikasi sampai bawah lutut. Selain itu juga terdapat modifikasi gaya
muslim dengan menggunakan kerudung,
namun tetap menggunakan topi yang sama.
Pada
perkembangannya, tari dolalak ini tidak lepas dari perhatian pemerintah
Kabupaten Purworejo dengan memperkenalkan tari dolalak ini di berbagai event yang ada. Selain itu, tarian ini
juga dijadikan mata pelajaran khusus bagi pendidikan dasar agar regenerasi yang
ada tidak pernah melupakan tari dolalak. Tari dolalak tidak hanya terkenal di
Purworejo dan Jawa Tengah saja. Namun, tarian ini sering mewarnai panggung pentas
kesenian nasional. Tari dolalak dapat kita temukan di berbagai acara, seperti
hajatan, pernikahan, dan syukuran di Purworejo, Jawa Tengah.
EmoticonEmoticon