Teori Konvergensi
Karya: Rizki Siddiq
Nugraha
Konvergensi
berasal dari kata bahasa Inggris convergative,
yang berarti penyatuan hasil atau kerjasama untuk mencapai suatu hasil. Tokoh
utama teori konvergensi adalah Louis William Stern (1871-1938), seorang filosof
sekaligus sebagai psikolog Jerman. Stern beranggapan bahwa
kemungkinan-kemungkinan yang dibawa sejak lahir merupakan petunjuk-petunjuk
nasib manusia yang akan datang dengan ruang permainan. Pada ruang permainan
tersebut terletak pendidikan dalam arti yang sangat luas. Tenaga-tenaga dari
luar dapat menolong tetapi bukan yang menyebabkan perkembangan tersebut. Karena
perkembangan datang dari dalam yang mengandung dasar keaktifan dan tenaga
pendorong.
Teori
konvergensi menggabungkan arti penting pembawaan dengan lingkungan sebagai
faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor pembawaan tidak
berarti apa-apa tanpa faktor pengalaman. Demikian sebaliknya, faktor pengalaman
tanpa faktor pembawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai
dengan harapan.
Teori
konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat
dalam memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian, terdapat variasi
mengenai faktor-faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh kembang
tersebut. Demikian halnya dalam belajar mengajar, variasi pendapat tersebut
telah menyebabkan munculnya sejumlah teori belajar mengajar dan teori mengajar.
Di sisi lain, variasi pendapat juga melahirkan berbagai gagasan tentang belajar
mengajar, seperti peran guru sebagai fasilitator atau informator, teknik
penilaian pencapaian siswa dengan tugas obyektif atau tes esai, perumusan
tujuan pengajaran, dan penekanan pada peran teknologi pembelajaran.
Berdasar teori
konvergensi, faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan
siswa pada dasarnya terdiri atas:
1. Faktor internal, yakni faktor yang ada dalam diri siswa itu
sendiri, meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut
mengembangkan dirinya sendiri.
2. Faktor eksternal, yakni hal-hal yang datang atau ada di luar diri
siswa, meliputi lingkungan dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan
lingkungan.
Pada proses
perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama
mempunyai peranan yang penting. Bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk
perkembangan bakat tersebut. Sebaliknya, lingkungan tidak dapat menghasilkan
perkembangan anak yang optimal, jika memang pada diri anak tidak terdapat bakat
yang diperlukan untuk mengembangkan potensi tersebut.
Pendidikan
diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk
mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang
baik. Hal yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
Tokoh teori
konvergensi yang terkenal, yakni Louis
William Stern (1871-1938), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang
berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia disertai pembawaan baik maupun
buruk. Bakat yang dibawa anak sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik
tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat tersebut.
Jadi, seorang anak yang cerdas, namun tidak didukung oleh pendidik yang
mengarahkan, maka kecerdasan anak tersebut tidak akan berkembang. Artinya, pada
proses belajar, peserta didik tetapi memerlukan bantuan seorang pendidik untuk
mendapatkan keberhasilan dalam pembelajaran.
EmoticonEmoticon