Kedwibahasaan
Karya: Rizki Siddiq
Nugraha
Istilah
kedwibahasaan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan bilingualism, sangat erat kaitannya dengan kemampuan seseorang
dalam menggunakan dua bahasa atau kode bahasa.
Kedwibahasaan
adalah ekspresi yang sepadan ketika mereka menggunakan dua bahasa. Hal ini
terjadi karena bahasa tersebut mungkin tidak memiliki item atau terjemahan kata
yang sesuai dengan kosakata yang dibutuhkan. Menurut Fishman (1972, hlm. 54) “bilingualism is the property of the
individual. An individual use of two languages supposes the existense of two
different langauge communities”. Artinya, kedwibahasaan adalah milik
individu. Penggunaan dua bahasa oleh individu tersebut menunjukan adanya dua
komunitas bahasa yang berbeda. Menurut Spolsky (2004, hlm. 45) “Bilingual is a person who has some
functional ability in a second language”. Artinya, bahwa bilingual adalah
seseorang yang mempunyai kemampuan fungsional dalam bahasa kedua. Menurut
Bloomfield (1995, hlm. 1) “it is the
ability to use two languages equally well by a speaker as a native speaker
mastering his language”. Artinya, kedwibahasaan merupakan kemampuan untuk
menggunakan dua bahasa yang sama baiknya oleh penutur sebagai seorang penutur
asli yang menguasai bahasanya.
Berdasar
sejumlah pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kedwibahasaan
berhubungan erat dengan pemakaian dua bahasa atau lebih oleh seseorang atau
masyarakat secara bergantian. Kedwibahasaan berarti pemakaian dua bahasa secara
bergantian, baik secara produktif maupun reseptif seorang individu atau oleh
masyarakat.
Kedwibahasaan
tersebut kemungkinan dimulai ketika penduduk melakukan migrasi sehingga terjadi
kontrak budaya yang berujung pada kontak bahasa pula dengan penduduk asli yang
memiliki bahasa yang berbeda. Keadaan itupun akhirnya membuat mereka
menanggalkan atau tidak memakai kembali bahasa asli mereka. Pada situasi
kedwibahasaan sering terlihat orang melakukan penggantian satu bahasa dengan
bahasa lainnya dalam berkomunikasi. Penggantian bahasa ini biasanya terjadi
karena tuntutan berbagai situasi yang dihadapi oleh masyarakat. Selain itu,
peralihan atau penggantian bahasa tersebut dapat terjadi karena penggantian
topik pembicaraan.
Referensi
Bloomfield,
L. (1995). Language. London:
Henderson & Spalding.
Fishman,
J. A. (1972). Sociolinguistic a Brief
Introduction. Massachusetts: Newbury House Publisher.
Spolsky,
B. (2004). Sociolinguistics. New
York: Oxford University Press.
EmoticonEmoticon